Jenis Jenis Kaligrafi Islam
ashwagi.com |
Sejarah Munculnya Ragam Kaligrafi
Jenis jenis Kaligrafi Islam dibedakan berdasarkan bentuk huruf dan fungsi tulisan tersebut. Tulisan untuk dokumen dokumen resmi misalnya, menggunakan jenis jenis kaligrafi tertentu yang berbeda dengan tulisan tulisan kaligrafi untuk hiasan dan sampul sampul buku. Para tokoh kaligrafi, sejak abad ke-3 H / 9 M telah mengembangkan beragam jenis tulisan dan memberikan nama nama tertentu untuk membedakannya dengan yang lain.
Maka banyaklah sebutan sebutan untuk jenis jenis kaligrafi. Sebutan sebutan itu cukup membingungkan karena satu jenis tulisan kaligrafi disebut dengan nama nama yang bermacam macam.
Ibnu Nadim menyebutkan ada 40 jenis kaligrafi dengan sebutan sendiri sendiri. Sementara Muhammad Bin Sulaiman al-Rawandi menyebutnya ada 70. Yang lain menyebutkan ada 150 jenis kaligrafi. Bahkan ada yang menyebutkan 120 jenis untuk kaligrafi model kufi saja.
Sebagai misal, nama nama jenis kaligrafi saat itu antara lain : jalil, tsulus, tsulutsain, tsulus tsaqil, gubar, tumar, lu'lu'iy, musalsal, mudabbaj, masyaq, tajawid, muhaqqaq, munamnam, musahham, mabsuth dan seterusnya.
Baca juga : Kaligrafi ditulis dengan kuas bulu babi ?
Jenis Jenis Kaligrafi Asasi
Dari penjelasan diatas, apa yang mereka sebut sebagai jenis jenis kaligrafi itu, sebenarnya bukan jenis jenis yang betul betul memiliki karakteristik sendiri. Banyak bentuk yang mirip satu sama lain, sehingga bisa dimasukkan dalam satu kategori saja. Maka pada perkembangan selanjutnya, secara alami, ada nama nama jenis kaligrafi yang unggul dan digunakan sampai sekarang, ada juga yang pelan pelan dilupakan orang.
Jenis jenis kaligrafi tersebut pada akhirnya menjadi paten dan memiliki kaidah kaidah masing masing. Jenis jenis kaligrafi tersebut yang masih dikenal pada masa kini antara lain :
1. Kufi
Adalah jenis tulisan kaligrafi tertua yang dikenal dalam Islam. Dengan
tulisan Kufi ini Al-Qurán pertama kali ditulis. Ciri utamanya adalah
torehannya kaku bersudut, karena mulanya memang ditorehkan dengan pisau
diatas tulang, batu batu, atau pelepah kurma.
Nama Kufi diambil dari nama kota Kufah di Irak, kota yang dibangun oleh
Khalifah Umar bin Al-Khattab. Kaligrafi Kufi kemudian berkembang menjadi
sangat indah pada masa Daulah Abbasiyah, dengan memasukkan unsur unsur
hiasan dan ornamen khas kedalamnya.
Kufi asli memiliki ciri ciri tidak bertitik, dan tidak bersyakal serta dibiarkan asli tanpa hiasan. Sedangkan Kufi yang sudah berkembang, banyak mengambil bentuk bentuk yang lebih beragam, dan banyak digunakan dalam karya karya arsitektur, untuk menghiasi masjid, makam, dan istana raja raja.
Kufi Karya Jamal Isa al-Kabbasyi berbunyi : wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syatrol masjidil harom...(al Baqarah : 150) |
2. Naskhi
Jenis Tulisan ini muncul pada akhir abad ke 5 Hijriyah. Ini adalah jenis
kaligrafi modifikasi dari tulisan Kufi, yang muncul mengiringi maraknya
penulisan buku dan Al-Quran. Karena itu ia disebut "naskh". Karena
secara luas digunakan untuk "naskh al-Quran". Pada awal kemunculannya,
jenis kaligrafi ini disebut "badi' " . Kaidah kaidah kaligrafi ini di
sempurnakan oleh al- Wazir Ibnu Muqlah.
Kaligrafi Naskhi ini memiliki karakteristik lembut, dan jelas dibaca.
Apalagi bila kemudian diberi syakal dan titik. Naskhi tidak digunakan
dalam bentuk "tarkib" (bertumpuk tumpuk seperti halnya Tsuluts),
melainkan datar mengikuti garis. Pada masa belakangan, gaya naskhi
menjadi tulisan baku untuk buku buku dan karya karya ilmiyah (termasuk
untuk penulisan menggunakan mesin cetak dan komputer).
Kaligrafi jenis Naskhi ini biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari yang lain. Perlu latihan tekun dan banyak pengulangan untuk benar benar menguasainya.
Naskhi berisi ucapan ucapan Ali r.a ketika menceritakan sifat sifat Nabi SAW |
3. Farisi / Nastaliq
Disebut FARISI karena ia muncul dan populer dinegeri negeri Persia
(Farsi). Disebut TA'LIQ, karena cara penulisannya seperti gaya penulisan
catatan kaki yang lazimnya miring kebawah dari kanan kekiri. Disebut
NASTALIQ karena fungsinya mirip dengan Naskhi yaitu sebagai tulisan
standar bagi buku buku pengetahuan (sampai hari ini buku buku
pengetahuan berbahasa Persia dan website website mereka masih
menggunakan Farisi disamping Syikastah). Jadi Nasta'liq adalah gabungan
dari kata Naskh dan Ta'liq.
Untuk menguasai tulisan ini pun sangat sulit dan perlu latihan yang banyak. Diperlukan dua mata pena untuk menuliskannya karena satu huruf memiliki ketebalan yang berbeda. Para Ustadz kaligrafi berkata :
Untuk menguasai tulisan ini pun sangat sulit dan perlu latihan yang banyak. Diperlukan dua mata pena untuk menuliskannya karena satu huruf memiliki ketebalan yang berbeda. Para Ustadz kaligrafi berkata :
"Siapa yang belum menguasai kaligrafi Farisi dan Tsulutsy, maka ia belum disebut khattat".Farisi memiliki cabang/pecahan yang disebut : Syikastah yang banyak digunakan di Iran, Afghanistan dan Pakistan. Orang yang pertama menciptakannya adalah khattaat Syafi'an. Syikastah tidak boleh digunakan untuk menulis Al-Qurán karena sulit dibaca. Berikut ini contoh Farisi dan Syikastah :
Farisi Karya Ali Tawiyy berbunyi "semua ilmu, yang tidak ditulis dikertas akan hilang Semua kejahatan yang terulang dua kali akan tersiar " |
Ini adalah jenis kaligrafi yang paling gagah, mewah dan elegan.
Sebagaimana dikatakan, tsuluts menjadi syarat bagi seseorang untuk
digelari "khattaat", karena memang sangat sulit mempelajarinya. Kaligrafi tsuluts dibagi 2 : tsuluts 'aady atau
tsuluts biasa. Ditulis menggunakan pena berukuran minimal 4 mm, ditulis
dengan gaya biasa, jarang dibuat menjadi bentuk bentuk yang rumit. Yang
kedua adalah tsuluts jaliy ditulis dengan pena berukuran dua
kali lipat tsuluts biasa, dan sering dikreasikan dalam bentuk bentuk
yang rumit. Yang paling rumit adalah model ma'kus (berpantulan).
Tsuluts áady karya Usman Ozcay berisi maqolah tentang mencintai Allah |
Tsuluts Jaliy (Jaliy Tsuluts) karya Dawud Bektasy dibentuk murokkab (bertumpuk tumpuk) berbunyi : maa kaana Muhammadun abaa ahadin min rijalikum...) |
Tsuluts jaliy ma'kus (berpantulan) karya Hasyim Muhammad berbunyi : "wamaa utitum minal ilmi illa qalilan". |
5. Diwany
Jenis Kaligrafi ini sempat menjadi tulisan yang dirahasiakan oleh Daulah
Usmaniyah karena keindahannya. Selanjutnya, setelah Sultan Muhammad Al
Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel tahun 857 H, penggunaan Diwany
mulai dipublikasikan meski terbatas pada penulisan diwan diwan resmi
(pembukuan dokumen) Kerajaan Usmaniyah. Dan dari situlah jenis kaligrafi
ini memperoleh namanya.
Sering disebutkan, bahwa yang pertama kali meletakkan kaidah kaidah Diwany adalah Ibrahim Munif At Turki. Selanjutnya Diwany memiliki tiga aliran gaya yaitu : gaya Turki, gaya Mesir, dan gaya Baghdad.
Keindahan Diwany terletak pada keluwesannya dan banyak menggunakan huruf huruf memutar. Diwany memiliki kreasi selanjutnya yang disebut diwany jaliy. Bentuk hurufnya mirip dengan diwany biasa, hanya saja hiasannya lebih "ramai". Penulisannya juga menggunakan pena berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan 2 mata pena : pena besar untuk tulisan dan pena kecil untuk hiasan. Berikut contoh diwany biasa dan diwani jaliy :
Sering disebutkan, bahwa yang pertama kali meletakkan kaidah kaidah Diwany adalah Ibrahim Munif At Turki. Selanjutnya Diwany memiliki tiga aliran gaya yaitu : gaya Turki, gaya Mesir, dan gaya Baghdad.
Keindahan Diwany terletak pada keluwesannya dan banyak menggunakan huruf huruf memutar. Diwany memiliki kreasi selanjutnya yang disebut diwany jaliy. Bentuk hurufnya mirip dengan diwany biasa, hanya saja hiasannya lebih "ramai". Penulisannya juga menggunakan pena berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan 2 mata pena : pena besar untuk tulisan dan pena kecil untuk hiasan. Berikut contoh diwany biasa dan diwani jaliy :
Diwany karya Taj Sirr Sayyid Ahmad. Isinya hadis nabi : ayyuhan-naas inna lakum maálima fantahuu ilaa málimikum...dst |
Diwani Jali indah sekali karya Jalal Amin Solih berisi kutipan hadis : "kalimatani khofifatani alal-lisan tsaqilatani fil mizan...dst". |
6. Riq'ah
Adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat sederhana dan mudah
dipelajari. Rata rata khattaat menguasai tulisan gaya ini. Hanya saja,
karena watak tulisannya yang bisa ditorehkan dengan cepat, kaligrafi ini
jarang benar benar diberikan roh sebagai sebuah karya seni.
Yang pertama meletakkan kaidah kaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan seorang raja Dinasty Usmani pada tahun 1280 H. Kemudian kaidah kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khas riq'ah adalah tidak menggunakan harokat dan hiasan. Berikut ini contohnya :
Enam Ragam tulisan ini adalah jenis jenis Kaligrafi Islam yang merupakan pilar utama kaligrafi. Tentu masih terbuka kesempatan untuk eksplorasi lebih lanjut menemukan kreasi kaligrafi Islam terbaru dengan izin Allah swt.
Yang pertama meletakkan kaidah kaidahnya adalah Musytasyar Mumtaz Bik seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan seorang raja Dinasty Usmani pada tahun 1280 H. Kemudian kaidah kaidahnya disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khas riq'ah adalah tidak menggunakan harokat dan hiasan. Berikut ini contohnya :
Riqáh Karya Abdurrahman Yusuf Hamid. Berisi petikan hadis nabi tentang sayyidul istighfar. |
Enam Ragam tulisan ini adalah jenis jenis Kaligrafi Islam yang merupakan pilar utama kaligrafi. Tentu masih terbuka kesempatan untuk eksplorasi lebih lanjut menemukan kreasi kaligrafi Islam terbaru dengan izin Allah swt.
Sumber : http://kaligrafi--islam.blogspot.com/2015/01/jenis-jenis-khat-arab-kaligrafi-islam.html
No comments:
Post a Comment