Hobi mengoleksi kaset muncul ketika seorang sepupu datang ke rumah saya dan melihat koleksi kaset yang saya pajang di ruang keluarga. “Bro kasetnya banyak bener dan masih utuh!”. Koleksi kasetku udah ga tau kemana”. Pernyataan sepupu saya ini kemudian menjadi renungan serius dalam benak saya. Kayaknya koleksi kaset saya cukup menarik untuk dilihat. Walaupun saya sudah ga pakai lagi tetapi bagi saya koleksi ini punya nilai. Kaset saya pajang di tengah rumah dalam rak khusus. Kaset ini secara rutin saya bersihkan kotaknya, sehingga debu tidak tebal menempel.
Lain waktu seorang teman bingung mau dikemanakan kaset-kasetnya ketika sedang membersihkan kamar. Waktu itu saya langsung bilang “Uda buat guwe aja, guwe kan kolektor kaset!” Dengan pede saya minta langsung saat itu juga. Alhamdulillah kasetnya yang cukup banyak sekitar belasan jatuh ke tangan saya. Hehe lumayan, gratis. Buat nambah koleksi. Selanjutnya yang terbersit dalam pikiran saya adalah bagaimana memperoleh kaset lainnya untuk menambah koleksi.
dari abang saya, hip hop!, foto pribadi
dari sahabat, modern rock!, foto pribadi
Saat ini jarang sekali kaset dijual. Umumnya musik sekarang dijual berupa CD. Apalagi sejak toko kaset banyak yang tutup, termasuk yang besar seperti Aquarius Pondok Indah dan Mahakam di Jakarta. Kemudahan mengunduh musik dari internet adalah penyebab utama. Jaman berganti, cara mendengarkan musikpun berganti. Menjual kasetpun bukan di took kaset lagi tetai di restoran-restoran cepat saji atau di mini market serta supermarket.
Kedua. Dalam memperoleh kaset-kaset lama atau bekas, dana yang saya keluarkan tidak banyak, bahkan kebanyakan gratis. Yang dijualpun murah, kisaran 5 sampai 10 ribu doang untuk harga kaset bekas. Dengan syarat kaset dan kotak serta kovernya ada. Kalau cuma kotaknya doang saya ga mau, atau cuma kasetnya doang, tetapi kalau dikasih gratis saya akan terima. Siapa tahu suatu waktu saya dapat kotak dan kovernya atau kasetnya. Yang ketiga, kaset pada umumnya orisinil semua, beda dengan CD yang saat ini bajakannya betebaran dimana-mana, dengan kualitas yang relatif sama. Walaupun jaman dulu ada juga kaset bajakan, tetapi ga banyak, plus kualitas rekamannyapun jelek, biasanya mendem. Model bajakan lainnya adalah penyanyi/bandnya bukan yang asli, tetapi kover band, yang biasa membawakan lagu band asli.
Keempat. Mengoleksi kaset berarti menambah wawasan musik, karena dengan memperoleh kaset dari teman atau sodara yang berbeda selera musiknya, berart saya mencoba menikmati berbagai jenis musik. Saya sendiri penikmat musik rock dan grunge, karena saat saya remaja masanya rock khususnya grunge berkembang. Kaset yang saya dapat dari teman dan sodara pada umumnya adalah kaset dengan jenis musik berbeda, seperti dari abang saya, hiphop, dari teman ada yang boyband, ada juga yang penyanyi solo wanita dan pria. Keanekaragaman itu membuat wawasan musik saya bertambah, bukan hanya mengetahui tetapi juga mendengarkannya secara rutin. Gambar berikut adalah koleksi kaset yang saya punya.
britpop, foto pribadi
solo lawas, foto pribadi
kaset band grunge, foto pribadi
solo modern, foto pribadi
koleksi cadas, foto pribadi
http://www.kompasiana.com/ahmadimam/menjadi-kolektor-kaset_54f3787c745513942b6c77ee
No comments:
Post a Comment