Kulit Buah Durian Sebagai Obat Nyamuk Elektrik
Selain rasanya lezat, buah durian ternyata juga bisa dimanfaatkan
untuk obat pengusir nyamuk yang aman dan ramah lingkungan. Itu bukan
mitos, tapi hasil penilitian.
Ternyata aroma buah durian yang
khas dan menyengat dapat mengusir nyamuk tidak lagi hanya sebuah mitos,
tapi telah terbukti secara ilmiah. Adalah Devina Oktavianingrum, Visi
Ayunita Kusumandari, dan Laily Immawati Ratnasari dari Lembaga
Pengkajian Ilmiah (LPI) Bina Bangsa Jombang, Jawa Timur, Dibawah
Bimbingan Ir. Arif Wibowo, yang membuktikan bahwa aroma durian dapat
digunakan sebagai obat alternatif pengusir nyamuk.
Untuk sampai
pada kesimpulan itu, ketiga peneliti remaja – yang kesemuanya siswa SMU
di Jombang – ini melakukan penelitian beberapa bulan lamanya. Hasil
penelitian itu kemudian diikutsertakan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja
(LKIR) Tingkat Nasional di Jakarta tahun lalu. Dari penelitian itu
diketahui bahwa buah durian tidak hanya mengandung zat gizi, melainkan
juga mengandung zat kimia yang bisa digunakan sebagai obat nyamuk
elektrik dengan cara sederhana.
Penelitian ini bertitik tolak
dari asumsi bahwa nyamuk sangat takut dengan sumber bebauan yang
menyengat, seperti bau kulit jeruk, bunga lavender atau bunga rosemary.
Buah durian juga memiliki bau yang menyengat, disebabkan karena di dalam
buah durian yang dikenal lezat ini terdapat kandung minyak atsiri dan
alkohol.
“Kandungan alkohol yang terdapat dalam buah durian
inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai baunya. Karena itu untuk lebih
menonjolkan aromanya dan dapat mengusir serta membunuh nyamuk kita
terus berusaha menambahkan atau mengurangi alcohol, “ ujar Devina salah
seorang dari peneliti itu kepada wartawan TaniMerdeka.
Untuk
mencapai hasil yang optimal, para peneliti terus melalukan ujicoba untuk
menemukan formula yang pas, sehingga dapat efektif mengusir nyamuk.
Caranya, dengan pemberian kadar alkohol ke dalam larutan buah durian
yang telah dibuat. “Kalau kandungan alkohol di dalam larutan aroma
durian pas, tentu saja hasilnya akan optimal membunuh dan mengusir
nyamuk,” jelas gadis kelahiran Jombang, 5 Oktober 1989 ini.
Mulanya,
menurut siswi SMU Negeri 2 Jombang ini, kadar alkohol yang diberikan
sebanyak 50 mili liter. Namun karena aromanya terlalu menyengat, maka
dilakukan pengurangan-pengurangan, akhirnya ditemukan kadar yang pas,
yaitu 25 mili liter.
Proses penelitian
Penelitian
berlangsung selama satu bulan lebih. Diawali dengan memcincang kulit
buah durian sehingga menjadi potongan-potongan kecil. Potongan kulit
ditimbang 100 gram ditambah daging durian 50 gram, lalu dihaluskan
dengan blender. Untuk pelarutnya digunakan alcohol 70% sebanyak 25
mililiter, dan air 100 mililiter.
Larutan yang diperoleh itu
kemudian diperas menggunakan kain ayakan. Proses berikutnya, bekas obat
nyamuk elektrik dicelupkan ke dalam larutan itu selama lebih kurang 5
menit, lalu diangkat dan dijemur selama 1 sampai 3 jam, atau hingga
tampak kering. Dengan demikian, obat nyamuk ini sudah bisa digunakan.
Ujicoba
obat nyamuk dari bahan buah durian ini dilakukan terhadap 20 ekor
nyamuk yang ditaruh di dalam ruangan tertutup rapat dengan kelambu dan
di tengah ruangan itu dipasang obat nyamuk tersebut. Ujicoba dengan
interval waktu yang beragam: 15 – 30 menit, 30 – 45 menit, 45 – 65
menit, dan 120 – 240 menit.
Dari hasil pengematan diketahui,
sebelum mencapai 15 menit dari pemasangan obat nyamuk, semua nyamuk
menjauh. Meskipun ada beberapa nyamuk yang beterbangan, tapi akhirnya
nyamuk-nyamuk itu menepi atau menjauh dari obat nyamuk. Keadaan ini,
menurut Devina, bertahan hingga menit ke-30 sampai 45 menit.
Terjadi
hal yang mengejutkan, ketika menjelang menit ke 45-60, nyamuk mulai
berjatuhan dan akhirnya mati. Ini berlaku hingga menit 120 - 240. "Uji
coba kami, pada eksperimen 1, 2, dan 3 kematian nyamuk semakin banyak.
Ini menunjukkan bahwa larutan buah durian ternyata ampuh mengusir dan
membasmi nyamuk," ujar Devina.
Menurut Devina, perilaku nyamuk
menjauh dari obat nyamuk disebabkan karena buah dan kulit durian
mengandung minyak atsiri yang sangat menyengat dan tidak disukai nyamuk.
“Efek minyak tersebut bisa mempengaruhi syaraf pada nyamuk, akibat yang
ditimbulkan nyamuk mengalami kelabilan,” jelas Devina..
Kondisi
nyamuk yang demikian itu diketahui ketika dilakukan penyentuhan nyamuk
dengan menggunakan alat pensil. Pada uji coba ke 30-45 menit menunjukkan
bahwa nyamuk ketika disentuh tidak langsung terbang, dan baru beberapa
saat kemudian terbang, tapi setelah itu jatuh dan mati. Selain itu,
alkohol yang terkandung dalam buah durian ataupun dari ramuan tambahan
meningkatkan daya uap obat nyamuk.
Jika dibanding dengan obat
nyamuk elektrik, bakar, spray dan lainnya, menurut Devina, obat nyamuk
dari bahan larutan buah durian lebih sehat dan aman. Sebab, obat nyamuk
yang beredar selama ini, yang dianggap paling aman pun disinyalir masih
dapat membahayakan kesehatan manusia. Maka, “Dibutuhkan obat nyamuk
elektrik yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan,” ungkap Devina. Devina
sebetulnya ingin menyatakan bahwa obat nyamuk dari hasil temuannya
termasuk kategori yang ramah lingkungan. Ternyata, untuk membuat obat
nyamuk yang aman dan sehat itu, katanya, tidak memerlukan banyak biaya
alias murah. “Dibanding dengan obat nyamuk elektrik buatan pabrik, obat
nyamuk elektrik dari larutan buah durian lebih efektif, efisien dan
ramah lingkuangan,” kata Devina memuji penemuannya ini.
Bertekad Terus Meneliti
Penemu
obat nyamuk dari larutan buah durian, Devina Oktavianingrum, Vivi
Ayunita Kusumandari, dan Laily Immawati Ratnasari telah memilih
penelitian sebagai hobi. Meski mereka bertiga bukan dari satu sekolahan,
tapi ketiga remaja siswa SMU di Jombang, Jawa Timur, ini bertemu untuk
menyalurkan hobinya di sebuah lembaga penelitian, yaitu. Lembaga
Pengkajian Ilmiah (LPI) Jombang.
Di LPI ini mereka bertiga
melakukan berbagai penelitian ilmiah, yang berhasil membawa karya mereka
meraih juara di berbagai lomba karya ilmiah di tingkat Jawa Timur dan
nasional. Terakhir, karya mereka juara II Lomba Karya Ilmial Remaja
(LKIR) tingkat nasional yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) pada 2007.
Tidak jauh berbeda dengan Devina,
Laily Immawati Ratnasari juga bekerja keras dan bertekad untuk terus
meneliti demi kemajuan ilmu pengetahuan. Laily, nama panggilannya,
semula punya berminat menjadi peneliti. Namun, berkat dorongan ayahnya
yang juga pengurus LKI Jombang, remaja kehiran Jombang 27 Januari 1994
ini akhirnya bersedia bergabung dengan Devi dan Vivi.
“Kini, saya
bertekad untuk terus meneliti, “ ujar anak ke-dua dari tiga bersaudara
dari pasangan ayah dan ibu yang bekerja sebagai wiraswasta konveksi.
Yang jelas Laily ingin berbuat sesuatu yang bisa membanggakan orangtua
bangga. (Evi Agustina-tanimerdeka.com)
http://lpi-binabangsa-jombang.blogspot.com/2010/09/kulit-buah-durian-sebagai-obat-nyamuk.html
No comments:
Post a Comment